SIANTAR - Infopatroli.com - Satu unit rumah di Jalan Seram Kelruahan Bantan, Siantar Barat ambruk akibat longsor, Kamis (1/11) kemarin. Bayi delapan bulan sempat dikabarkan tertimbun dalam puing-puing reruntuhan hingga akhirnya ditemukan sudah digendong salah seorang warga.
Tidak ada korban jiwa, namun kerugian mencapai puluhan juta. Peritiwa longsor yang berakibat runtuhnya rumah milik pasutri, Heri (36) dan Sari Purnawati (35) ini justru terjadi di depan mata pejabat lurah setempat, Ismoyo (50). Sebelumnya sekitar jam 10 siang ia mengaku sudah mendapat laporan dari pemilik rumah. Namun ketika hendak mengevakuasi barang-barang, tiba-tiba terdengar bunyi gesekan besi dari bawah lantai rumah. Khawatir rumah keburu ambruk, Sari dibantu warga tetangga lainnya memilih keluar.
Benar saja, bunyi yang semakin keras disusul ambruknya bagian dapur rumah yang dibawahnya terdapat saluran Got mengarah ke sungai. Bahkan saat itu Sari spontan berteriak memberitahu kalau anak ke empatnya yang masih berusia delapan bulan itu masih berada diayunan di ruang tamu. Namun begitu warga hendak masuk menolong, rumah yang sudah dihuninya selama 15 tahun itu keburu ambruk berikut dengan perabotan seperti televisi, tempat tidur, lemari, kursi hingga dagangan klontong. “Niatnya memberitahu pak Lurah untuk membantu kami mencari solusi setelah kulihat adanya keretakan pada dinding-dinding rumah serta lantai. Begitupun aku tetap bersyukur karena anak bungsu ku selamat,” kata Sari yang mengaku suaminya masih berada di luar kota karena pekerjaannya sebagai kernet truk.
Bahkan dirinya tak mengira, saat rumahnya ambruk, ia sedang disibukkan mengurus barang-barang rumah yang hendak di evakuasi akibat kondisi keretakan semakin parah. Sebelumnya masih melihat anak paling bontotnya itu tertidur pulas di ayunan. Karena itulah sempat berpikir anaknya tidak terselamatkan lagi setelah ambruknya rumah. Namun salah seroang warga yang masih tergolong kerabat keluarga memberitahu kalau anaknya sedang digendong. “Sama sekali tak mengira anakku itu sudah digendong ipar ku itu. Aku langsung mengucap saat mengetahui anakku selamat bang,” ungkap Sari lagi.
Tiga hari sebelumnya, Sari mengaku sudah melaporkan kecurigaannya itu ke pihak kelurahan. Namun tidak direspon apalagi himbauan berupa saran, bahkan untuk mengecek langsung tidak ada. Sehingga pagi itu ia memutuskan untuk mendatangi pejabat lurah ke kantornya.
Sedangkan Ismoyo, Lurah Banten yang dikonfirmasi di lokasi, tidak membantah sudah menerima laporan Sari sebelumnya. Bahkan pihaknya sudah meneruskan laporan itu ke Dinas Sosial, Tarukim, Badan Penanggulangan Bencana Alam hingga ke Sekda. Karena tidak ada jawaban, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak hingga menunggu kebijakan Pemko Pematangsiantar.
Ujang Dasaraharja (38), abang Sari menyayangkan Pemko Siantar yang dianggapnya tak peduli. Sehingga Sari akhirnya mengambil keputusan untuk mengevakuasi barang satu persatu. Namun belum lagi niatnya terlaksana, rumah terlanjur ambruk. Hingga jam 3 sore, pihak pemerintah belum memberikan apa-apa hanya saja warga sekitar membantu keluarga Sari dengan mengutip sumbangan suka rela dan masih terkumpul sekitar Rp 500 ribu.
Posting Komentar